Tampilkan postingan dengan label JurnalTank. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JurnalTank. Tampilkan semua postingan

TANK BARU DENGAN TEKNOLOGI SUPER RUSIA

Boleh saja Soviet terpecah belah sekarang. Perekonomiannya bisa saja porak poranda oleh ulah barat. Namun ganjalan tadi tak bakal bisa menghentikan mantan negara beruang merah berkreasi soal tank

Setelah kabut misteri kedigdayaan tank Rusia hilang begitu Perang dingin usia, kini kaum kamerad menciptakan teka teki baru. Teka teki itu adalah kemunculan Main Battle Tank anyar. Tak tanggung-tanggung, ada dua tipe sekaligus yang dilansir. Mereka adalah Uralgonzavod T-95 dan program Omsk Chiorny Oriol (Black Eagle).


Namanya juga barang gress. Jadi logis saja bila detil teknisnya masih terbatas. Dari kedua tipe yang disebutkan tadi, predikat pionir digondol Black Eagle. Pertama kali dipergoki khalayak ramai pada tahun 1997, ia sudah bikin heboh banyak orang. Penyebabnya adalah bagian kubah yang demikian ramping itu di tutupi selimut kamuflase. Jelas langkah ini membuat penasaran kalangan intel barat.

Beruntung ada sedikit petunjuk yang diberikan. Desain anyar kubah serta bodi Black Eagle dibuat untuk menyokong kanon generasi terbaru Rusia. Tak main-main, nantinya ia akan menyusun meriam berukuran 152 mm. Artinya jauh lebih dahsyat ketimbang tank-tank asal barat yang rata-rata meriamnya masih bermain di kelas 120 mm.

Masih belum cukup, hanya berselang selama tiga tahun, lagi-lagi Rusia meluncurkan prototype MBT barunya yaitu T-95 terobosan yang di terapkan juga sama heboh dengan Black Eagle. Kubah pada varian terakhir keluarga besar T tadi dibuat tak berawak (unmanned) artinya seluruh kinerja kubah yang mengadopsi kanon kaliber 135 mm ini dilakukan secara otomatis


Tak kalah menariknya seluruh awak ditempatkan pada satu lokasi di bagian bawah lambung tank. Bagian ini sekaligus juga berfungsi sebagai kapsul penyelamat. Wah-wah, bukan main. Apakah semua ini pertanda era misteri kesaktian tank-tank asal Rusia bakal mencuat kembali..? kita tunggu saja i Rusia dalam menginovasi tank-tank tempurnya.

Selengkapnya...

Jenis Kendaraan Tempur Taktis di Medan Perang

Biasanya seorang komandan pasukan akan menerima advis untuk mengetahui kemampuan dan keterbatasan sistem senjata yang dimiliki sehingga Ia dapat menentukan langkah yang terbaik dalam pengerahannya. Penggunaan dan pengerahan kendaraan militer juga memerlukan advis seperti itu. Di Iraq pada tahun lalu dapat dilihat penggunaan kendaraan militer secara luas untuk mendukung berbagai operasi militer.

Pasukan mengoperasikan kendaraan militer jenis HMMWV dan trukck yang tidak memiliki tingkat perlindungan tinggi terhadap bahaya tembakan senapan maupun ranjau, sementara banyak kendaraan lapis baja yang hanya nongkrong di basis-basis pangkalan. Dari berbagai study yang dilakukan memperkirakan bahwa lebih dari separuh korban luka maupun gugur dikarenakan mereka tidak menggunakan kendaraan militer yang memiliki tingkat perlindungan yang tinggi seperti misalnya APC M113. Sekitar 300 sampai 400 personil mungkin masih dapat diselamatkan bila mereka diberikan sarana yang benar.



Yang terpenting dari karakteristik kendaraan militer adalah bukan dari beratnya, atau pemilihan antara beroda ban atau beroda rantai, tetapi pada kemampuannya. Kemampuan untuk beroperasi dikawasan dimana operasi akan dilaksanakan, dan kemampuan untuk melaksanakan misi yang dibebankan.

Komandan pasukan perlu mengetahui kondisi wilayah operasinya dengan mengidentifikasi secara benar, dan jenis misi yang akan dilaksanakan. Ia harus membuat rancangan pemilihan kendaraan yang akan digunakan serta cadangannya dan jangan hanya memperkira-kira saja. Pemilihan jenis kendaraan yang salah hanya akan menimbulkan kegagalan misi operasi dan menurunkan moral prajurit yang dipimpinnya.

Salah satu sistem senjata yang populer digunakan dalam peperangan di kawasan teluk adalah senjata bahu RPG-7 dan sejenisnya. Rata-rata setiap grup infanteri menggunakan 50-80 senjata jenis ini. Ancaman senjata RPG-7 dan sejenisnya menimbulkan implikasi yang significant bagi berbagai jenis kendaraan militer dan hal ini perlu untuk diperhitungkan dalam rencana pengadaan kendaraan militer kedepan.
Kendaraan militer jenis Soft-Skin.
Kendaraan militer jenis soft-skin, atau non lapis baja. Kendaraan jenis ini tidak memiliki sistem proteksi balistik, atau memiliki sistem perlindungan hanya terhadap efek ledakan (fragment) saja, bukan terhadap senjata ringan. Banyak juga yang disebut sebagai HMMWV lapis baja dari pra-M1114 atau kategori lanjutannya, namun efektivitasnya juga tidak sebaik Ranlapba.

Ran soft-skin digunakan untuk operasi pada masa damai atau untuk operasi di garis belakang dimana kemungkinan untuk diserang oleh gerilyawan musuh sangat kecil. Dalam konflik moderen atau masa datang seperti situasi yang tidak menentu, tetap saja digunakan kendaraan jenis soft-skin, termasuk oleh unit digaris depan. Kendaraan seperti HMMWV seharusnya tidak digunakan dalam operasi garis depan dimana masih banyak jenis kendaraan yang dapat dijadikan pilihan.

TNI pada masa gelar operasi di Aceh mengerahkan sebagian besar kendaraan berupa jenis soft-skin, sehingga untuk mengantisipasi serangan proyektil munisi caliber kecil dan efek ledakan GLM diupayakan oleh pasukan didaerah operasi dengan memodifikasi pemberian lapisan dari mulai pelat logam sampai pada batang-batang pohon kelapa yang disusun pada dinding bak truk militer.

Banyak juga Ran kategori soft seperti sepeda motor yang sangat bermanfaat dalam pertempuran moderen, tetapi tetap memerlukan perhitungan yang tinggi dalam pengoperasiannya. Hal ini mungkin tidak efisien dalam medan tempur non-linear, atau memerlukan tabir dari sistem yang lebih tinggi untuk memasuki areal yang dituju. Pengoperasian kendaraan jenis soft skin sangat rentan terhadap efek ledakan senjata artileri dan mortir.

Pasukan didaerah operasi harus waspada dengan terminologi "Light" (ringan) dalam istilah "Light Patrol Vehicle", kata light dihubungkan dengan tingkat ancaman saat patroli, bukan pada bobot kendaraan. Terminologi yang lebih tepat seharusnya "Low-threat Patrol Vehicle" (kendaraan patroli dengan tingkat ancaman rendah.

Ide yang popular bagi beberapa pasukan darat adalah jeep, HMMWV atau kendaraan ringan beroda lainnya, dilengkapi dengan sista ATGM seperti TOW. Penjelasannya biasanya bahwa sistemnya lebih baik dari tank dan sistanya mampu menghadapi tank. ATGM moderen memerlukan kendaraan yang membawa peluncurnya untuk tetap siaga bagi peluncur dan pengendaliannya, sehingga tank tidak memiliki kesempatan menembakan meriamnya.

Battlefield Combat Vehicles.
Kategori kedua adalah kendaraan tempur yang sesungguhnya. Kategori ini memiliki berbagai sub-divisi.

Pertama, berupa "Frontal Battle Vehicles" atau Assault vehicles. Kendaraan ini diciptakan untuk menghadapi penembakan langsung dari pihak lawan. Assault vehicle harus mampu melakukan maneuver lintas medan (off-road) dan memiliki lapisan baja yang memadai dan kebal terhadap tembakan RPG. Frontal Battle vehicles termasuk Tanks dan APC seperti Bradley dan M113. Namun hingga saat ini belum ada kendaraan tempur yang sungguh-sungguh kebal terhadap tembakan RPG, masih belum didapat hasil pengembangan lapisan baja yang kebal terhadap tembakan RPG. Dalam perang Vietnam, penetrasi RPG terhadap M113 diperkirakan memiliki kans 0.8 untuk menyebabkan korban tunggal. Hanya satu dari tujuh tembakan yang dapat melakukan penetrasi, maka kans dari setiap perkenaan menyebabkan satu korban lebih rendah dari 12%. M113 moderen dengan applique armour memiliki daya proteksi yang lebih tinggi. Beberapa kendaraan beroda ban dapat dijadikan kendaraan tempur apabila memiliki kemampuan lintas medan dan menjaga jarak dari jangkauan tembakan RPG.

Kendaraan tempur memiliki berbagai peran dalam pertempuran skala besar atau Major Theatre Warfare (MTW). Perannya dalam konflik kecil seperti operasi kontra gerilya juga sangat penting. Unit kecil kekuatan penembakan dan pencegat dalam karakteristik pertempuran ini artinya pasukan akan diuntungkan dengan daya tembak dan perlindungan yang diberikan oleh kendaraan tempur. Timbulnya korban yang tidak bersalah sering membatasi dukungan tembakan artileri dan serangan dari udara, menjadikan pilihan jatuh pada sistem tembakan langsung.

Seperti yang terlihat di Grozny dan Mogadishu, senjata RPG pihak lawan dalam daerah urban akan menyerang kendaraan tempur secara simultan dari berbagai arah. Hanya kendaraan tempur roda rantai yang memiliki kekebalan atas ancaman ini. Walaupun tidak semuanya mampu terus bertahan untuk membantu memberi dukungan bagi pasukan infanteri. Tank akan membantu pasukan infanteri dengan menghancurkan penghalang dengan tembakan jarak jauh dan memberikan tabir asap, iluminasi, tembakan senapan mesin dan dukungan sensor. APC dand IFV juga dapat membawa bekal amunisi dan peralatan khusus seperti barikade portable dan tangga untuk pasukan infanteri. Penggunaan ranpur roda rantai juga bermanfaat untuk melalui barikade dan halang rintang yang dipasang pihak lawan.

Tidak semua Ranpur memiliki perlindungan yang baik. Platform seperti meriam gerak sendiri sering hanya memiliki lapisan baja yang tipis. Ran seeprti yang dikelompokkan dalam kategori Ranpur "Secondary" atau "Lini Kedua" dimana kendaraan dioperasikan pada daerah yang tidak terjangkau tembakan senjata RPG.

Sebarapa mudah kita dapat menciptakan daerah aman dalam pertempuran non-linear dimasa datang?, hal ini masih harus diperdebatkan. Juga dalam sub-kategori ini termasuk Ran yang dapat digunakan dibelakang garis pertahanan depan pihak lawan untuk pertahanan. Ini termasuk Ran ringan atau Ran intai yang tidak berlapis baja serta Ranpur Infanteri Linud (AIFV - Airborne Infantry Fighting Vehicles) seperti seri BMD Rusia.

Seberapa bergunanya hal ini akan dapat dibuktikan, gerilyawan di pedesaan saat ini sudah memiliki persenjataan seperti GLM (pelontar gradand), RPG maupun LAW (Senjata ringan, anti-tank). Komandan unit yang dilengkapi dengan kendaraan mungkin akan menghidari berbagai jenis rintangan dimana pasukan infanteri atau kekuatan gerilyawan akan menghadang dalam jarak 300 meter. Untuk unit pengintai hal ini akan memberikan keterbatasan bagi misi yang dijalankannya.

Black-top Combat Vehicles.
Ran pengaman jalan merupakan sub-kelas dari Ranpur term I "Black-top". Black-top merupakan Ranlapba yang tugas utamanya untuk beroperasi di jalan raya. Kemungkinan juga memiliki kemampuan lintas medan, dimana diperhitungkan diberbagai Negara masih banyak jalan raya yang kotor dan berlumpur.

Dalam berbagai situasi medan tempur non-linear target utama dari operasi gerilya/ insurgent biasanya untuk memotong jalur komunikasi/jalur logistik. Dalam situasi ini, jalan raya akan berubah menjadi medan tempur.

Tingkat lapis baja pelindung kendaraan setidaknya dipertimbangkan untuk melindungi diri dari serangan senjata ringan dan ranjau (bukan saja ranjau anti-personil). Penampilan yang penting dari kendaraan black-top adalah memiliki kemampuan akselerasi yang tinggi dan kecepatan melaju di jalan yang baik, terutama dalam tugas konvoi pasokan logistic. Pada masa perang Vietnam, konvoi logistik biasanya dikawal denngan tank atau M113. Pada kondisi jalan raya yang baik, sebuah truk dapat melaju dengan kecepatan diatas 70 km/jam dan kecepatan akan dikurangi didaerah yang dianggap tidak aman. Kendaraan kawal konvoi kemungkinan memiliki tingkat kecepatan yang lebih lambat dari truk yang dikawalnya.

Idealnya kendaraan tempur kategori Black-top memiliki kekebalan terhadap serangan senjata RPG maupun senjata ringan lainnya. Untuk tujuan ini diperlukan perhitungan pada penampilan serta ukurannya. FV1611 Humber Pig digunakan oleh AD Inggris di Irlandia Utara memiliki tingkat proteksi terhadap RPG dan ranjau antara lain dengan memasang grip logam pada seluruh sisi kendaraan, program ini dikenal dengan sebutan Operation Bracelet. Pada kendaraan Humber juga memiliki ruang untuk pemasangan double skin dari bahan pelat baja, namun bobot kendaraan yang meningkat akan mengurangi daya tampung perlengkapan operasi, dan akan mengganggu kemampuan manuvernya.

Rangkaian gril logam yang dipasang disekitar sisi kendaraan dekenal juga dengan istilah RPG cages, juga digunakan pada beberapa kendaraan yang dioperasikan di Grozny. LAV-III Stryker yang beroperasi di Iraq juga banyak yang dipasangi perangkat kandang (cage) ini, kalangan AD AS di Iraq menyebutnya sebagai ”Slat armor”, awak kendaraan memanfaatkan ruang diantara body kendaraan dengan slat armor ini untuk meletakan bagasi. Dalam serangan RPG di Mosul pada 28 Maret 2004, bagasi yang terdapat diantara body dan slat armor justru menimbulkan kebaran pada kendaraan.

Generator yang menghasilkan medan listrik dapat membuat premature ledakan RPG. Hal ini juga perlu diperhatikan dalam operasional kendaraan tempur maupun kendaraan kategori Black-top.

Perhatian lain yang perlu diberikan pada kendaraan pengangkut pasukan infanteri, jenis kendaraan kategori Black-top juga diperlukan. Terutama untuk pengaangkut kargo, yang biasanya terdiri dari berbagai jenis. Perlu adanya sisipan kendaraan bersenjata untuk tembakan langsung untuk menghancurkan barikade dijalan. Misalnya dengan kelengkapan senjata caliber 76mm atau mortar caliber 60mm. Kendaraan dengan kanon caliber 20-25mm juga akan sangat bermanfaat dalam menghadapi pencegatan.

Blue-Top Vehicles.

Sejauh ini kita memperhatikan kendaraan untuk peperangan berskala besar dan counter-insurgency. Masih ada wilayah lain yang menuntut tanggung jawab militer yang dikelompokkan dalam Operasi Militer Selain Perang – atau "Military Operations Other Than War"/MOOTW atau Other Operation Than War/OOTW. Hal ini tidak berhubungan dengan COIN/Counter-guerilla/Local-Intensified Conflict atau LIC sebagai OOTW. MOOTW termasuk misi seperti:
• Penjaga perdamaian.
• Tugas dimasa damai/Peace Enforcement.
• Kamdagri/asistensi tugas kepolisian/gangguan keamanan.
• Operasi Evakuasi Non-Tempur.
• Bantuan Kemanusiaan.
• Bantuan Pemeliharaan Lingkungan.
• Gempa Bumi dan Bencana Alam.
• Pertolongan paska Konflik.
• Operasi Keamanan Perbatasan, dll.
Dalam operasi seperti tersebut diatas akan memerlukan kekuatan pasukan dengan kemampuan tempur. Penjaga Perdamaian dianjurkan melibatkan kegiatan pemeliharaan perlucutan senjata dimana satu atau lebih dari pihak yang bertikai tidak menyetujui adanya intervensi. Oleh karenanya Penjaga Perdamaian terkadang menggunakan angkatan bersenjata untuk menciptakan gencatan senjata yang belum tercapai. Dengan situasi demikian maka pasukan Penjaga Perdamaian harus memiliki kemampuan tempur dan diperlengkapi sebagaimana halnya angkatan bersenjata.

Tugas Bantuan Kemanusiaan dan Tugas Bantuan paska Konflik kemungkinan masih akan menghadapi aktifitas gerilyawan, terutama yang sering mengganggu konvoi. Motivasinya biasanya krimninal, berbeda dengan operasi gerilya sesungguhnya atau kegiatan teroris, dengan demikian diperlukan sarana pertahanan untuk melindungi konvoi.

Misi MOOTW akan memerlukan kendaraan tempur yang dapat dikelompokan dengan terminologi LAMO (Low Aggression Military Operations). Kendaraan yang dimaksud dapat nyaman untuk mendukung operasi, dan disebut sebagai Blue-top atau LAMOV. Kendaraan ini bukanlah kendaraan tempur, tetapi lebih condong kepada APC.

Kebutuhan minimum kendaraan LAMO, batas minimum kendaraan LAMO sebatas asumsi memiliki proteksi yang baik terhadap ancaman senjata sejenis RPG, proyektil senapan serbu maupun ranjau darat. Memiliki payload yang memadai, dilengkapi sarana komunikasi yang handal dan daya maneuver yang lincah. Kendaraan harus diperhitungkan untuk menghadapi situasi yang seketika berubah menjadi agresif. Untuk itu disarankan untuk memilih jenis kendaraan tempur.

Kendaraan tempur yang dipilih tidak teralu besar ukuranya sehingga dapat dioperasikan juga dikepadatan lalu-lintas umum. Maka pilihan untuk hal ini sebaiknya berupa kendaraan tempur beroda ban seperti LAV atau sejenisnya. Kondisi jalan raya atau jalur kedearah bencana kemungkinan berupa medan lintas alam, maka kendaraan dituntut untuk mampu melakukan gerak lintas medan berat ataupun melakukan gerak amphibi atau melintas di genangan air dalam (deep fording).

Kendaraan LAMO dilengkapi dengan persenjataan untuk pertahanan diri terhadap serangan bersenjata. Persenjataan dapat berupa senapan mesin ringan, kanon ringan atau pelontar granad sekelas Mk-19. Untuk menghadapi serangan diperbukitan, kemungkinan dilengkapi dengan persenjataan seperti Carl Gustav 84mm atau sejenis, meriam M67 kaliber 90mm atau M40 kaliber 106mm, terutama bagi kendaraan untuk wilayah check-point atau wilayah yang banyak terdapat penembak runduk.

Jenis kendaraan lain yang mungkin dioperasikan dalam kriteria LAMO adalah kendaraan penghubung dengan kapasitas angkut 4-5 personil dan kendaraan untuk sat regu. Biasanya digunaikan kendaraan sejenis Land-Rover. Kendaraan ini juga dapat digunakan sebagai pengangkut robot penjinak bahan peledak. Untuk pengangkut pasukan sebaiknya dilengkapi dengan dinding pelindung dengan lubang penembakan khusus dengan pengaturan tempat duduk belakang sistem center-line, hal ini untuk memperkecil risiko perlukaan pada personil didalam kendaraan akibat ledakan ranjau.

Kendaraan yang memiliki kriteria seperti diatas antara lain Tactica dari inggris, Mamba atau RG-31 Nyala dari Afrika Selatan, Dingo dari Jerman, ACMAT TPK 4.20 dari Perancis, atau Wolf dan M463 Rhino dari israel.


Untuk tugas yang lebih ringan, sejumlah kendaraan patroli yang dibuat dengan dasar kendaraan Land-Rover akan lebih bermanfaat dibandingkan yang sejenis HMMWV. Dibeberapa lokasi, digunakan juga Ran roda rantai BV-206. Konfigurasi HMMWV yg ada untuk memenuhi kriteria diatas sangatlah kurang efisien. Proteksi terhadap balistik dan ranjau sangat rendah dan terlalu ringan, serta ukurannya terlalu lebar untuk manuver, dan bila ditambahkan sistem proteksi semacam add-on armor, maka daya manuvernya akan menurun.

Berapa banyak kendaraan yang sesungguhnya diperlukan untuk misi LAMO dan perlu untuk dipertimbangkan. AD Jerman saat ini hanya merencanakan untuk membeli 56 unit Dingo. Ran Infanteri dan Ran Lapba Ringan Stryker ditujukan untuk misi pemelihara perdamaian, apakah AD Amerika memerlukan 1,830 unit dalam enam Brigade dari Korps AD ke-310.


________________________________________
Perbandingan dua Ranpur AD AS dari konteks diatas.
Pertama, HMMWV, Ran ini merupakan konfigurasi “Armament carriers”. Jelas, HMMWV bukanlah kendaraan tempur, dan sulit untuk menyelamatkan diri apabila menghadapi ancaman tembakan senjata RPG ataupun ledakan ranjau darat. Hal ini dapat dilihat di Iraq. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa separuh dari pengalaman yang fatal selama tahun 2005 personil dapat selamat apabila terjadi serangan keluar dari kendaraan. Tidak seperti pada Ranpur Bradley atau APC M113.

Seperti Kendaraan LAMO, HMMWV tidak memiliki tingkat keselamatan bagi personil dibandingkan dengan Tactica, Mamba dan Dingo yang lebih baik tingkat perlindungannya.

Kendaraan lain yang diteliti adalah LAV Stryker. Apakah Stryker merupakan Ranpur? Tingkat perlindungan Stryker terhadap serangan ranjau dan RPG masih diragukan. Hal ini terjadi berkenaan dengan pengalaman di Mosul dimana Stryker dilumpuhkan oleh dua tembakan RPG.

Membandingkan Stryker dengan M113 yang sudah terbukti di medan tempur sangatlah menarik. Stryker dapat membawa 2+9 personil dengan bobot 19 ton. M113 memiliki bobot tempur 11 tons dan dapat membawa 2+11 personil. M113 lebih kecil, sistem proteksinya lebih baik, memiliki daya tekan kebumi yang kecil dan dapat melakukan gerakan berputar seketika. Mobilitas lintas medan lebih baik dari Stryker dan tidak seperti Stryker, M1113 mampu melakukan operasi ampibi dengan modifikasi Amphigavin.

Stryker kurang efektif ditransportasikan dengan pesawat angkut C-130 kecuali muatan bahan bakar pesawat dikurangi, dengan risiko jarak tempuh pesawat akan berkurang. Selain menggunakan Tank-Transporter, Stryker sangat bergantung kepada kemampuan daya jelajahnya sendiri dengan mengandalkan kapasitas bahan bakar penuh dapat menempuh jarak 300 mil. Dan karena ukurannya, didalam perut C-130 tidak terdapat spasi yang cukup untuk lalu lintas personil, maka pengakutannya harus memiliki peraturan keamanan yang ketat. Saat membawa Stryker, C-130 tidak boleh didaratkan pada semi-prepared forward airfields.

M113 mudah diangkut dengan C-130 dan dapat di turunkan dengan sistem airdropped atau diangkut dengan helicopter. Pesawat angkut jenis C-17 dan C-5 dapat membawa sejumlah besar M113 dibandingkan Strykers, memungkinkan untuk membentuk kekuatan didarat secara cepat.

Harga sebuah Stryker $3 juta, sementara satu unit M113 (brand new) hanya sekitar $550,000. Saat ini AD memiliki stock 13,000 unit M113, dan tambahan 700 unit (1st May 2004) ditempatkan di Kuwait.

Di Iraq, Strykers digunakan untuk mengawal convoy, terutama dikawasan utara dimana kegiatan convoy jarang mendapat serangan. Secara teori Stryker memiliki kecepatan maksimum 62 mil/jam, namun kecepatan maksimum ini ternyata kurang aman, maka saat ini kecepatan dibatasi hanya sampai 45mil/jam, hanya beberapa mil/jam lebih cepat dari M113A3. Posisi pengemudi dari Stryker hanya memungkinkan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan dengan posisi kepala diluar lubang atap kendaraan atau menggunakan periscopes. Pada kecepatan tinggi posisi ini akan sangat tidak nyaman dan tidak aman.

Dalam term “Peacekeeping” yang sering duhubungkan dengan Stryker. Secara umum pasukan penjaga perdamaian harus berpenampilan tidak mengancam. Dan lebih efektif dengan menggunakan persenjataan ringan, orientasi bertahan sebagai kekuatan pengamat. Dibandingkan dengan penampilah Tank Tempur Utama M1 Abrams, Stryker akan tampak lebih agresif dan terlihat menyeramkan.

Selain dari anggapan sebagai Ranpur ideal untuk operasi militer diabad ke-21, penampilan Stryker termasuk pilihan buruk untuk mendukung misi AD.
Selengkapnya...

Profile si Tua Tank 72 dan Tank 72 AG

TIDAK selamanya yang tua itu kalah dari yang muda. Begitulah barangkali semboyan tentara Irak dalam menghadapi senjata mutakhir pasukan gabungan Amerika-Inggris. Senjata-senjata kadaluwarsa yang berusia 30 tahunan nyatanya masih efektif menahan laju pasukan koalisi. Salah satunya adalah tank antipesawat bernama T-72. Terbukti kemampuannya di medan tempur masih bandel menghadapi serbuan mesin perang canggih AS.

Tank T-72 merupakan senjata pemusnah yang diciptakan Kharkiv Morozov dari Soviet yang kini menjadi Rusia, pada dekade 70-an. T-72 merupakan pengembangan dari T-64. Bentuknya mengingatkan pada tank seri T-54/55/62 dengan paduan bentuk konvensional dan ruang bahan bakar yang menyatu dengan tampilan roda yang efektif. Bila tank jenis T-64 lebih banyak digunakan di negara-negara maju bagian dari Uni Soviet, T-72 telah menyebar di dalam USSR dan diekspor ke negara-negara di luar Soviet. Jenis tank ini juga diproduksi di beberapa negara yaitu dan di Cekoslovakia, India, Polandia dan Yugoslavia.




Kendaraan ini terlihat angkuh di jalan raya dengan tongkrongan bodi besar. Panjang chasis 44,5 meter, tinggi 2,19 meter, lebar 3,58 meter dan berat 41 ton. Di dalamnya cukup lega untuk menampung 3 awak yaitu commander, pengemudi, dan penembak. Setelah disokong oleh kekuatan diesel 840 tenaga kuda, T-72 mampu melaju 45 Km/jam di medan darat. Transmisinya menggunakan sistem Syncromesh, dengan 7 gigi depan dan 1 cadangan. Kemudi mesinnya menggunakan metode clutch and brake. Di medan air pun ia mampu melakukan menyelam hingga kedalaman 5,0 meter. Namun diperlukan persiapan sebelumnya selama 20 menit untuk mengaktifkan kekedapan terhadap air.

Adapun yang membuat T-72 ini disegani lawannya adalah kelengkapan persenjataan yang disandang. Senjata meriam 2A46M/D-81TM kaliber 125 mm tipe smoothbore merupakan andalannya. Di samping itu T-72 dilengkapi amunisi Frag-HE (FS), HEAT-FS, dan HVAP-FSDS. Selongsong pelurunya dapat diisi secara otomatis dan manual dengan sudut bidik dari titik terendah -6 sampai +14 derajat. Kecepatan gerak senjata mengikuti lawan 25 Km/jam tergantung pada kondisi jalan dan jarak dengan sasaran. Namun biasanya diperlukan waktu berhenti sebelum menembak. Salah satu bukti kehebatannya adalah kemampuan menggulingkan tank jenis IFV dengan tembakan meriam utamanya hanya sekali bidik.

Tank T-72 AG


Tank T-64

Tank T-72


tank M1 Abrams M1


Daya Gempur

Meskipun menyerupai jenis T-62, tank T-72 memiliki mobilitas lebih tinggi dengan keluaran tenaga sebesar 780 HP (tenaga kuda). Mesinnya memiliki getaran yang halus dan kedap dari asap sehingga goncangan yang terjadi dalam kabin tank minimal. Keuntungannya awak yang ada di dalamnya tidak cepat lelah dibanding berada di tank dengan getaran yang kuat. Meskipun memiliki bodi yang lebih besar T-72 diyakini memiliki kecepatan yang sama dengan T-64. Pada jenis T-72B1 digerakkan oleh piston V-12 pengolah multi bahan bakar (diesel, bensin atau minyak tanah). Bahan bakar cadangan lainnya dapat ditampung pada 2 drum yang menempel pada pantat kendaraan.

Di samping itu T-72 memiliki baja perlindungan yang kokoh yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Lempeng baja pasifnya dapat menahan serangan dari senjata kaliber 105 mm yang ditembakkan dari tank M1 Abrams dari jarak 2.000 meter. Model terakhir T-72Ms, T-72M1s dan T-72AG yang juga dilengkapi dengan laser pelacak serta alat pengindera malam. Fungsinya adalah untuk memastikan ketepatan tembakan sampai jarak 2.000 meter. Sinar infra-merah pada badan T-72 diletakkan di sisi kanan meriam utama. Letaknya berlawanan dengan sisi kiri pada jenis T-64.

Untuk T-72AG dengan alat penginderaannya tersebut mampu melihat sasaran pada siang hari sejauh 5.000 meter dan pada malam hari sampai sejauh 700 meter. Sedangkan T-72 hanya mampu melihat sejauh 2.000 meter pada siang hari dan 400 meter pada malam hari.

Meriam putar terbentuk dari baja dengan ketebalan maksimum 280 mm, moncongnya setebal 80 mm dan lapisan glacis setebal 200 mm membungkus lapisan baja. Selain memiliki sistem pendeteksi radiasi PAZ, T-72 dilengkapi dengan sistem antiradiasi kapal dan sistem penyaringan kolektif NBC serta sistem penahan tekanan. Sementara penunjang senjata utama adalah senapan mesin PKT kaliber 7,62 mm dengan jangkauan efektif siang hari 1.000 meter, malam hari 800 meter. Di sisi kanan juga terdapat peluncur roket ATGM jenis 2A46 M.

Sistem peralatan, amunisi dan kontrol senjata yang dimiliki T-72 hampir sama dengan T-62. Senjata yang dipakai kaliber 125 mm mampu untuk menembus lapisan baja dari tank Abrams M1 dari jarak 1.000 meter. Apalagi dengan dukungan peluru BK-27 HEAT semakin meningkatkan daya rasuk ke kendaraan lapis baja konvensional tiga kali lebih hebat. Sementara tipe peluru BK-29 didesain untuk menembus kendaraan lapis baja yang lebih lincah.

Saat ini sekitar 29 negara menggunakan tank T-72 ini termasuk Amerika Serikat. Di wilayah Arab yang menggunakan di samping Irak adalah Siria, Iran, dan Libia. Sebagian besar negara di Eropa bekas pecahan Uni Soviet masih banyak yang mempercayakan pada keandalannya. Sementara India yang berada di Asia menjadi salah satu yang menggunakan T-72. (Mohamad Syaefudin-35)

Selengkapnya...

Profile Tank Amfibi BMP-3F

Oleh : Kolonel Mar Bambang Hullianto, Dan Menkav 1 Marinir

BMP–3F yang diproduksi oleh Rusia adalah kendaraan tempur (Ranpur) lapis baja yang bisa dikatakan sempurna dari segi teknologi dan kebutuhan pertempuran masa kini (Pertempuran Asimetris).

Awalnya angkatan bersenjata Rusia mulai menggunakan Ranpur jenis BMP sejak tahun 1980 dengan type BMP–2 (sekelas BVP-2 Slovakia yang TNI punya), pada akhir dasa warsa 1980-an.



BMP–2 sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan pertempuran saat ini, selain fungsi ganda sebagai kendaraan angkut personil dan sebagai ranpur utama.


BMP–2, ranpur angkut personil yang dijadikan basis pengembangan BMP-3

Diantara beberapa masalah yang belum terpecahkan saat membuat Ranpur baik di Rusia maupun di negara barat
adalah :

* Kemampuan menghancurkan musuh dengan instalasi yang dapat meluncurkan roket kendali anti Tank.
* Kemampuan menembakan peluru kanon ketika ranpur bergerak dalam segala kondisi cuaca (siang dan malam).
* Kemampuan menembak secara efektif dari segala jenis senjata (shell) ketika Ranpur/ panser mengarungi laut bergelombang di segala cuaca.
* Digunakannya roda-rantai sebagai dasar swa-gerak.
* Permasalahan ini dapat terpecahkan ketika BMP–3F dibuat. Hasil uji coba dalam iklim yang berbeda, baik di darat maupun di laut menegaskan efisiensi dan efektifitas yang tinggi pada BMP –3 F.


BMP-3 dengan corak gurun milik UEA

Di era 90-an BMP–3 pernah di ujicoba di United Arab Emirates bersama dengan ranpur lainnya, diantaranya buatan Inggris dan Amerika. Dari hasil ujicoba tersebut memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan pada BMP-3.

Selanjutnya BMP–3 disempurnakan kembali khususnya untuk manuver di laut, dimana penambahan Snorkel (sirkulasi
udara saat manufer di laut ruang pasukan / tempur tetap normal), dan perbaikan pada tameng di kubah untuk menahan air agar tidak masuk ruang tempur.


Modernisasi meriam pada ranpur berbasis BMP-3

Dengan penyempurnaan ini versi BMP–3 menjadi BMP–3F, BMP–3F memiliki beberapa fitur khusus antara lain :

* Kontruksi (chasis) BMP–3F memungkinkan untuk dimodernisasi, mudah perawatannya dan minim pemeliharaan.
* Dengan adanya beberapa penyempurnaan BMP–3F menjadi ranpur segala medan yang cukup berat, namun hal ini bisa diimbangi dengan manuver dan pertahanan diri yang lebih baik
* BMP–3F mengaplikasi persenjataan baru (SKS Arteleri – Roket – Meriam) dengan sistem kontrol penembakan secara otomatis.
* BMP-3F mampu menembak tepat dari segala jenis senjata saat bergerak karena di BMP3F sudah menggunakan skema balok
* penggontrol penembakan otomatis yang baru (pola stabilizer sistem baru).
* Turet BMP-3F, sistem kontrol penembakan dapat dilakukan secara otomatis.
* Kunstruksi persenjataan BMP–3F merupakan penggabungan dalam satu komponen (single-turet): Meriam, peluncur roket berkaliber 100mm, kanon otomatis berkaliber 30 mm dan Mitraliur berkaliber 7,62 mm. Penggabungan ini memungkinkan

awak ranpur dapat memilih dengan cepat keperluan penggunaan senjata dalam situasi tempur tergantung dari sasaran yang diinginkan baik darat, laut maupun udara.

Sistim pengontrol penembakan otomatis yang terdiri dari stabilisator senjata alat pembidik, kombinasi dengan stabilisasi pembidikan dalam 2 bidang : Azimut dan Elevasi (tinggi di atas permukaan laut) alat pengukur jarak/ lasser, alat pembidik komandan kendaraan, alat perhitungan lintasan tembakan, alat pengumpul data.

Sistem pengontrol penembakan otomatis itu memberi kesempatan kepada satuan infantry melaksanakan tugas taktis yang mereka hadapi (KSIT), penggunaan senjata secara efisien dan memperlihatkan keunggulannya dibandingkan dengan system pengontrol penembakan yang tidak otomatis.

Alat sistem pengontrol penembakan otomatis BMP–3F mampu mempertimbangkan berbagai data (diturunkannya atau dinaikannya alat pengontrol BMP-3F) untuk bidikan tepat, oleh karena itu penembakan dari segala jenis senjata akan selalu tepat.


dipegunungan atau menembaki sasaran udara seperti helicopter yang terbang hover/terbang diam. Untuk menembak dengan roket kendali atau peluru berkaliber 100 mm dan peluru berkaliber 30 mm hanya perlu ditekan satu kenop, fungsi pembidik tidak berubah sambil menembak dari segala jenis senjata, amunisi bagi meriam mesin berkaliber 30 mm dan mitaliur (kal 76,2mm) dimasukkan ke dalam "pitaban" peluru yang tidak putus-putusnya dan dapat digunakan lagi tanpa diisi kembali, peluru fragmentation/ asap dan brisan/pecah berkaliber 100 mm terletak di dalam otomat pengisian yang memungkinkan menembak 10 peluru/menit.

Kalau kita membandingkan dengan kendaraan berlapis baja, baik buatan Rusia maupun buatan negara Barat, maka kita bisa melihat kekhususan prinsipil yang utama BMP–3 F, yaitu bahwa seksi motor transmisi ditempatkan di bagian belakang badan BMP – 3 F dan di bagian depan badan BMP–3 F dipasang tiga mitraliur PKT dan PKTM serta ditempatkan seksi pasukan infantri pendarat karena itu efisiensi tembakan sepanjang arah gerakan BMP – 3 F jadi meningkat.

Kalau pasukan pendarat berada diluar BMP–3 F pengemudi sendiri mampu menembak dari mitraliur–mitraliur itu, persediaan amunisi untuk mitraliur berkaliber 7,62 mm berjumlah 6.000 peluru.

Berkat mitraliur itu kekuatan penggempur BMP–3 F meningkat, untuk dapat enghancurkan musuh yang berjarak dekat sedang. Data dari “Jane’s Soviet Intelligence Revier” menyatakan bahwa spesialis militer dari Negara-negara barat menilai tinggi kemampuan BMP–3F.

Selengkapnya...