Kesetabilan Longitudinal Kapal Selam

Saat berlayar, hanya sedikit badan kapal selam (KS) yang tampak di permukaan laut, mengapa sebuah benda logam raksasa dapat membelah gelombang laut tanpa terkesan limbung ?

Rahasianya adalah pada tangki-tangki pemberat (ballast tanks) yang terbesar di bawah kulit badan kapal selam yang tengah penuh terisi udara kering termampatkan (Compressed air) hingga KS dapat terapung (berat jenis KS lebih ringan dari pada berat jenis air laut)

Lantas bagaimana kalau mau menyelam ? seluruh lubang ventilasi perlahan dibuka dan udara bertekanan tingggi mengalir keluar menuju kawasan yang terkanan udaranya lebih rendah. Secara bertahap air laut dimaskukkan hingga mencapai jumlah yang di butuhkan.



Sebelum menyelam, arah hadap sirip-sirip selam (hydroplane) di haluan dan buritan mulai diubah. Dari horizontal jadi menukik ke depan membentuk sudut tertentu dengan permukaan laut . posisi hydroplane selalu beribah hingga KS mencapai kedalaman selam yang ideal. Bila dianggap terlalu menukik, maka hydroplane kembali dinaikkan hingga KS menuju lintasan idealnya.

Saat melayang pada kedalaman tertentu , tangki pemberat penuh air. Lubang ventilasi kembali tertutup dan posisi hydroplane kembali ke posisi awal. Tenaga apung netral ini di pertahankan memakai tangki penyeimbang (trims tanks) di balik tangki pemberat.



Dalam penyelaman terkendali, KS dapat perlahan “tenggelam” tanpa harus menukik dengan sudut yang tajam. Saat tangki pemberat hampir penuh air (berat jenis KS setara berat jeni laut), maka ia akan tetap melayang dengan posisi horizontal sebelum akhirnya “duduk” di dasar laut bila berat jenisnya lebih besar.



Berbeda jika KS diserang dan perlu secepatnya kabur. Dalam tempo 30 detik KS dapat tiba-tiba menyelam (crash dive) dengan sudut masuk cukup besar dan berisiko celaka. Air laut bergegas dialirkan kedalam tangki pemberat untuk mendesak keluar udara bertekanan tinggi . cara ini meninggalkan bekas riak-riak besar di permukaan laut yang dapat di lacak musuh.

Sebuah KS pasti butuh naik kembali ke permukaan laut. Prinsip kerjannya kebalikan tahapan saat akan menyelam. Namun dalam prakteknya cukup sulit dilakukan. KS lebih dulu bersuaha mencapai periskop depth sebagai titik awal upaya pengapungan kembali dirinya. Menjelang tercapainya periscope depth, perlahan udara bertekanan tinggi (dari blower) masuk ke dalam tangki pemberat yang penuh air. Disusul udara bertekanan normal dari luar (lebih rendah dari produk blower) mulai terhisap lewat mulut snorkel dan di kompresi pompa udara bertekanan rendah untuk mendesak keluarsisa air di tangki pemberat. Perlahan KS kian menanjak ke permukaan laut hingga terapung bila seluruh air telah terpompa

0 komentar:

Posting Komentar